Sebuah Siklus Pertemanan

Jan 6, 2016

Waktu adalah hal abstrak tak berbentuk yang sampai sekarang masih menjadi misteri. Banyak ilmuwan yang mencoba mengembangkan teori tentang waktu namun tak pernah benar-benar bisa memecahkan bagaimana waktu berjalan dan kenapa ia berlalu begitu cepatnya

Seorang filsuf asal Prancis bernama Henri Bergson punya pendapat sendiri tentang waktu. Menurutnya waktu itu dibedakan menjadi dua. Pertama adalah waktu mati yang bisa dihitung secara matematis dengan alat ukur berupa jam dalam satuan detik, menit dan jam. Yang kedua adalah waktu hidup yang tak bisa diukur secara matematis. Alat ukurnya adalah feeling manusia yakni lama dan sebentar. Waktu jenis ini juga disebut dengan durasi. (maaf kalau terbalik)

Berkaitan dengan waktu, banyak manusia yang lengah. Secara tidak sadar mereka telah melewati banyak sekali waktu. Tiba-tiba kita sudah berada di tahun 2016. Padahal baru sebulan rasanya kita menikmati pesta tahun baru 2015. Waktu memang saklek dan bengis. Ia juga sangat egois. Berlari sendirian tanpa mempedulikan orang

Waktu jugalah yang membuat siklus kehidupan menjadi ada. Lahir, sekolah, kerja lalu mati

Dalam pertemanan kita juga mengalami sebuah siklus. Teman datang dan pergi. Teman SD yang dulu begitu akrab belum tentu akan menjadi tetap akrab manakala kita sudah kuliah. Teman kuliah yang dulu selalu kemana-mana bareng pun tak selamanya bersama. Seiring waktu berjalan, rasa canggung terhadap teman bisa saja terjadi kalau kita tak sering berkomunikasi

Pagi tadi, ketika login ke Facebook untuk share artikel di yukpiknik.com saya menemukan sebuah postingan menarik. Isinya semacam curhat tentang sebuah siklus pertemanan. Curhat itu bukan dalam bentuk tulisan utuh namun dalam beberapa screenshoot acak. Curhat itu menyadarkan saya bahwa sebuah pertemanan itu memang ada siklusnya. Ada saat dimana kita akan sering jalan bareng dan merasa senasib sepenanggungan. Ada pula masa dimana kita akan merasa canggung bahkan hanya untuk sekedar menyapa. Hal ini juga sudah saya alami sendiri dimana kadang, ketika bertemu dengan teman SD atau SMP, saya merasa sangat kikuk. Lamanya waktu tidak bertemu membuat jarak pertemanan menjadi ada. Mau tak mau. Saya sebenarnya tidak suka dengan fakta ini tapi inilah hidup. Tujuan hidup membuat kita harus mengambil jalan yang berbeda dengan jalan yang diambil oleh teman

Ada banyak sekali potongan screenshoot di postingan Facebook yang saya maksud. Dua puluh lebih. Saya kesulitan untuk mengatur sesuai urutan. Namun, dengan membaca secara random saja kita seharusnya sudah bisa mengerti apa  maksudnya

Gambar screenshootnya saya ambil dari sini