From Online to Offline

Jun 24, 2013

IMG_3516Kalau boleh berpendapat soal kehidupan online dan offline, menurut saya porsinya adalah 50:50. Bahkan barangkali ada beberapa orang yg porsi kehidupan onlinenya lebih tinggi ketimbang kehidupan offline. Kehidupan orang jaman sekarang memang tak lengkap tanpa kehadiran internet. Kalau dalam teori ekonomi yang saya terima sewaktu SMP menyatakan bahwa kebutuhan pokok itu terdiri dari sandang, papan dan pangan. Mungkin akan sangat tepat jika menambahkan internet kedalam kebutuhan pokok alias kebutuhan primer untuk masyarakat jaman sekarang

Saya sendiri termasuk tipe orang yang suka menghabiskan waktu di internet. Menulis artikel di blog, mengunjungi beberapa forum, mengakses situs jejaring sosial serta membaca berita sudah menjadi kegiatan harian saya. Saya mulai kecanduan internet ketika Facebook mulai mencuat 2008 silam. Sesudahnya hampir tiada hari saya lewatkan tanpa internet

Jumlah teman saya di Facebook memang tidak sampai 1000. Saya membatasi jumlah teman di Facebook karna memang ingin benar-benar menjalin pertemanan dalam arti yang satu sesungguhnya, yang bisa dekat secara emosional

Akhir 2009 saya membuat akun di jejaring sosial yang waktu itu sedang hot, Twitter. Setelah kenal dengan Twitter saya malah jadi kepincut sama jejaring yang satu ini. Saya jadi lebih sering mengakses Twitter daripada Facebook. Saya suka Twitter karna dia simpel dan minimalis. Sesuai dengan karakter hidup saya 😀

Di Twitter saya dapat beberapa teman yang benar-benar baru. Selain tentunya beberapa teman main yang kebetulan jg punya akun Twitter. Teman maya pertama saya di Twitter adalah orang Medan. Saya sangat akrab dengan dia di Twitter karna sama-sama penggemar Bondan Prakoso and Fade2black. Setelah itu saya juga kenal sama beberapa teman dari UNPAD Bandung. Bahkan mereka kini sudah saya anggap sebagai sahabat. Saya mendapatkan di Twitter apa yang tidak saya dapatkan di Facebook yakni hubungan emosional. Saya benar-benar merasa dekat sama teman-teman saya di Twitter meski secara fisik kita tinggal di kota yang berbeda. Saya sempat berpikir untuk suatu saat bisa ketemu sama mereka semua

Sekitar pertengahan 2010 saya berkesempatan untuk bertemu dengan 2 orang teman Twitter dari UNPAD. Tapi sayangnya waktu itu kebetulan waktunya belum pas karna saya harus pulang ke rumah sementara mereka cuma sehari di Solo. Mereka ke Solo dalam rangka liburan semester kalau tidak salah. Jadilah terpaksa saya harus menunda pertemuan saya dengan teman Twitter

Interaksi saya dengan teman-teman di Twitter semakin menjadi jadi. Bahkan beberapa ada yg membully satu sama lain. Tentu maksudnya cuma bercanda, tp ada juga beberapa yg menanggapi dg serius. Sampai-sampai ada salah satu temen yg bener-bener jadian gara-gara bully tersebut.Terdengar lucu memang, tapi bagi saya malah mengharukan

Akhir juni 2012 saya kedatangan 2 temen lagi dari UNPAD. Salah satu dari mereka adalah orang yang sama yang datang tahun 2010. Tentu saya sangat antusias untuk menyambut mereka. Senang sekali rasanya bertemu sama teman yang selama beberapa tahun cuma bisa komunikasi via Twitter dan SMS. Selama 3 hari di solo mereka berdua saya ajak muter-muter kota Solo. Tentu saya tidak sendiri. Ada 2 temen saya (temen main) yang kebetulan juga akrab sama mereka. Mereka saya ajak jalan-jalan ke beberapa tempat di Solo termasuk Kraton Kasunanan. Bahkan sampai ke cemoro sewu yang dinginnya bukan main. Singkat cerita kami jadi semakin akrab satu sama lain.

Dan akhirnya kemaren, Sabtu 22 Juni 2013 saya kedatangan lagi salah satu Temen twitter dari UNPAD, tapi sekarang sudah lulus. Dia ini adalah salah satu orang yang dulu datang tahun 2010. Cuma dia satu-satunya sahabat Twitter yang saya belum pernah ketemu. Maka jadilah tanggal 22 juni kemaren sebagai hari yang bersejarah dimana saya bisa ketemu sama orang yg sejak 2009 cuma bisa berinteraksi via Ttwitter dan SMS.

Saya telah menganggap mereka semua sebagai sahabat. Sahabat from online to offline.