Dewasa Itu Memang Soal Pilihan

Jan 22, 2014

20131015_172614

Don’t judge the book by its cover, don’t see the maturity by the age. Rasanya memang kurang adil jika harus menilai sesuatu hanya dari sisi luarnya saja. Meski kadang memang tampilan luar menjadi alasan pertama seseorang untuk memilih. Namun tetap saja, isi adalah hal yang paling penting. Kedewasaan seseorang memang tidak bisa diukur hanya berdasarkan tingkat usia. Semakin tua bukan berarti semakin dewasa, semakin muda bukan juga sebaliknya semakin kekanak-kanakan.

Tidak tahu kenapa, akhir-akhir ini saya lumayan sering curhat ke orang lain. Curhat soal apa saja. Kadang curhat ke temen almamater, kadang curhat ke adek tingkat, kadang curhat ke temen main, dan kadang juga curhat ke orang tua. Sesuai kapasitas masalah yang ingin dicurhatkan. Dan harus diakui, setelah habis curhat pikiran saya menjadi lebih plong. Saya senang bisa membagi perasaan sama orang lain. Begitu juga sebaliknya, saya sangat senang jika ada orang yang ingin membagi ceritanya sama saya. Saya akan menjadi pendengar yang setia

Ada salah satu orang teman yang sering menjadi tumpahan curahan hati saya, yang usianya beberapa tahun dibawah saya. Saya merasa sangat nyaman kalau sedang curhat sama dia. Walau kadang menurut saya dia terlalu serius dan kurang bisa diajak bercanda. Namun, saya ngerti bahwa itu memang karakternya sebagai seorang N-Ach dalam teori motivasi yang dikembangkan oleh Mc Clelland. Orang dengan kecenderungan meraih prestasi yang tinggi.

Umurnya memang lebih muda dari saya, namun dalam beberapa hal saya harus mengakui bahwa dia lebih dewasa daripada saya. Terutama cara pandangnya terhadap suatu masalah. Sejauh yang saya tahu ia tak pernah mengeluh perihal masalah yang sedang ia hadapi. Malahan dia selalu berusaha untuk berfikir positif terhadap suatu masalah. Saya memang tidak sering tahu detail tentang permasalahan yang sedang ia hadapi. Entah itu masalah tugas kuliah, masalah dengan teman atau bahkan masalah paling pribadi perihal kehidupan asmaranya. Yang jelas, ketika saya sedang curhat sama dia, kadang saya merasa seperti orang idiot yang tak tahu apa-apa. Saya kalah dengan cara berpikirnya yang lebih dewasa

Jadi memang benar. Menjadi tua pasti, menjadi dewasa itu pilihan