“Cinta Lama Bersemi Kembali”

Nov 10, 2013

a4aeba20492111e3bc41121cede7fa0f_7

Saya baru saja pulang dari Salatiga. Entah kenapa setiap kali mengunjungi kota ini selalu ada rasa yang agak aneh. Salatiga bukanlah kota yang asing bagi saya. Kalau boleh jujur ini adalah kota impian saya waktu kecil. Waktu masih sekolah SD saya sering membayangkan seandainya nanti bisa punya rumah disini. Dulu, setiap lebaran saya memang selalu diajak ke Salatiga. Kebetulan ibu saya berasal dari Salatiga dan seluruh keluarganya pun ada disana. Jadi jangan heran kalau saya sering banget ke Salatiga.

Kalau dulu selalu ke Salatiga naik bus bersama bapak dan ibu, berhubung sekarang udah gede jadi kalau kesana lebih sering sendiri.

Sebenarnya saya jarang main ke kota Salatiga-nya. Biasanya cuma numpang lewat karna rumah mbah saya berada sekitar 15 menit dari kota Salatiga. Namun, ketika lewat itulah saya selalu suka sama suasana kota ini. Tidak ada alasan pasti kenapa saya bisa suka sama Salatiga. Rasanya mengalir begitu saja. Persis ketika kita sedang jatuh cinta sama seseorang yang kadang tak butuh alasan khusus kenapa kita harus jatuh cinta sama dia.

Tapi ada satu hal yang menurut saya jarang banget dijumpai di kota-kota lain di Indonesia, yang terdapat di Salatiga. Dari pusat kota (depan mall Taman Sari di jl Jendal Sudirman) kita bisa melihat gunung Merbabu yang berdiri gagah dekat sekali. Pemandangan ini terlihat sangat keren saat pagi dan sore.

5766752246_9b29383d66

Saya jadi kebayang gimana rasanya ketika pikiran sedang penat dan sedang bosan di rumah, orang-orang di Salatiga bisa dengan seenaknya ambil kunci kendaraan lalu cari makan di sekitaran jl Jendral Sudirman atau di mall Taman Sari sambil memandangi Merbabu yang aduhai itu. Mungkin ide bagus juga seandainya atap mall Taman Sari itu dijadiin food court yang buka 24 jam. Jadi, orang-orang di Salatiga bisa datang kesana kapan saja untuk menikmati Merbabu kapan saja mereka mau

Sempat terlintas di pikiran saya untuk kembali ke mimpi masa kecil saya itu. Punya rumah sederhana di Salatiga. Tapi, ketika teringat bahwa kota Solo juga memiliki eskotisme yang tidak dipunyai Salatiga, impian itu kembali buyar. Mungkin ini semacam dilema masa depan. Lagipula, saya nanti juga harus membicarakan masalah ini sama seseorang yang akan menjadi partner hidup saya, kan?. #ehem. Biarkan waktu yang menjawab saya akan menetap dimana dan sama siapa

Tapi setidaknya Salatiga telah mengingatkan saya akan mimpi masa kecil yang kadang terdengar konyol. Seperti kata alm Michael Jackson: suatu hari di dalam hidupmu kamu akan mengingat sebuah tempat, seseorang menyentuh wajahmu. Kau akan kembali dan melihat sekelilingmu